Bobotoh Meninggal, Sepupu Korban Cerita Respons Keluarga, Singgung Solidaritas Suporter yang Payah

Sofiana Yusuf, Bobotoh pendukung Persib Bandung, meninggal dunia karena berdesakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung, Jumat (17/6/2022). Meski berat, pihak keluarga berusaha ikhlas menerima kenyataan Fian, sapaan akrabnya, telah tiada. "Keluarga sih udah bisa nerima," ucap Ilham, sepupu korban, saat ditemui, Sabtu (18/6/2022).

Mereka kemudian menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke pihak berwajib. Mendiang Sofian Yusuf dimakamkan di dekat kediamannya di Ciparigi, Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu (18/6/2022). Memasa hidup, Fian dikenal sebagai pribadi yang baik. Dia tidak pernah tergabung dalam kegiatan yang menyimpang.

"Dia itu sosok yang baik, ramah, sopan, dan menyenangkanlah. Anaknya enggak pernah macem macem, lurus aja," ujar Ilham. Fian memang lahir dari keluarga yang memang pecinta Persib Bandung. Namun hanya Fian yang memang dikenal memiliki loyalitas yang tinggi terhadap klub yang menjuarai Indonesia Super League (ISL) tahun 2014 itu.

Menurut penuturan Ilham, kamar Fian pun penuh dengan atribut yang berbau Persib Bandung, mulai dari stiker, merchandise, dan banyak lainnya, yang kini semua telah berubah menjadi pajangan untuk dikenang. "Keluarga kami memang pecinta Persib Bandung, tapi dia (Fian) lebih cinta dengan Persib. Kalo kita mungkin nonton di televisi sudah cukup, tapi Fian engga," kata Ilham. "Dia (Fian) selalu pengen nonton pertandingan Persib Bandung secara langsung, datang ke stadion,"lanjutnya.

Namun kini, sosok yang periang itu telah pergi dan meninggalkan duka mendalam tak hanya bagi keluarga dekatnya, namun seluruh pecinta sepak bola Tanah Air. Tak ada yang menyangka Fian akan menjadi korban dari desak desakan yang terjadi saat hendak masuk ke Stadion GBLA kala itu. Sebelumnya, Fian memang izin kepada keluarganya untuk menonton Persib Bandung bersama rekan rekannya dari Viking Kordinator Wilayah (Korwil) Bogor.

"Almarhum (Fian) sebelum berangkat sudah pamit ke kekeluarga untuk menonton pertandingan,"tutur Ilham. Kabar duka dari Bandung itu pun sampai ke keluarga Fian di Bogor sekira pukul 02.00 dini hari. Dua polisi tiba mengendarai mobil untuk memastikan keberadaan rumah seraya membawa berita duka tersebut.

"Jam 2 ada dua anggota kepolisian dari Polresta Bogor datang ke rumah, bertemu dengan orang tua, ke bapaknya Fian dan melaporkan kejadian tersebut,"ujar Ilham. Keluarganya sempat tak menyangka jika Fian menjadi korban ulah berdesak desakan semata. "Kami awalnya emosional semua Mas, karena saya lihat foto dia (Fian) dikirim dari petugas rumah sakit itu wajahnya sampai biru kehijauan," kata Ilham.

"Muka dia kan warnanya sawo matang, nah, itu karena lebam lebam jadi seperti itu, kami mengiranya bukan hanya kehabisan napas tapi memang seperti diinjak injak," ucap Ilham. Kedatangan jenazah Fian dengan menggunakan ambulans dari Bandung dan diampingi oleh pihak kepolisian dari Bandung. Miris, itulah satu satunya kalimat yang keluar dari mulut Ilham ketika mendengar kabar bahwa sepupunya harus menjadi korban kefanatikan dari sesama pecinta Persib Bandung.

Ilham menyayangkan sikap egois yang ditunjukkan oleh sebagian besar suporter yang kala itu ada di tempat kejadian. Menurutnya hal seperti itu tidak menunjukkan sifat solidaritas. Ilham pun membeberkan kronologi yang ia dapatkan. Menurutnya, Fian mulanya ingin masuk bersama seorang temannya.

"Dia meluk anak Tri Dharma (TD) dari belakang gitu, nah anak TD ini bisa lolos masuk, Fian jatuh,"ujar Ilham. "Dari banyaknya penonton, bahkan ratusan yang peduli sama dia (Fian) ini cuma dua orang, dua orang ini yang melaporkan ke petugas," kata Ilham.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *